Dr. Dedek Kusnadi dan Dr. Noviardi Ferzi mereka Pengamat atau Timsukses ?

Zonabrita.com – Pengamat politik dan akademisi Jambi, Dedek Kusnadi, mendapat kritikan tajam atas pernyataannya yang dinilai tidak didasarkan pada data empiris. Kritik tersebut dilontarkan oleh seorang pengusaha yang juga pemerhati sosial yakni Asari Syafeii. Dimana Ia menyebut Dedek Kusnadi tidak menempatkan dirinya sebagai seorang akademisi.

Jika kita berkiblat kepada ilmu pengetahuan, secara garis besar, Thomas Kuhn menjelaskan model cara berfikir ilmiah itu dengan cara ’penelitian dahulu baru teori’ sedangkan Karl Popper malah sebaliknya yakni ’teori dahulu baru penelitian’. Namuh kedua-duanya meletakkan pentingnya seorang ilmuan atau akademisi itu untuk berbicara secara empiris.

Begitu juga ketika berbicara politik “Jika kita berkiblat pada teori politik, maka kita mengenal yang namanya paradigma politik, baik paradigma Karl Popper atau pun paradigma Thomas Kuhn” ujar Asari Syafeii dalam rilisnya.

Sejak bergulir proses pemilihan Walikota Jambi, Dedek Kusnadi telah banyak menyampaikan pandangan dan analisa politiknya tentang salah satu kandidat sebut saja Maulana. Dalam pandangannya Dedek Kusnadi menyebutkan bahwa PAN tidak akan memberikan Rekomendasi ke Maulana, namun faktanya PAN memberikan dukungan ke Maulana, Dedek Kusnadi menyampaikan di media online bahwa Pilwako Jambi akan diikuti dua pasang saja yaitu Budi dan HAR tanpa Maulana, namun Faktanya sampai detik ini hanya Maulana yang sudah punya pasangan dan sudah tercukupi syarat minimal dukungan Parpol untuk Kandidat mendaftar di KPU. Lanjutnya, Dedek Kusnadi menyampaikan juga di media bahwa akan terjadi eksodus besar-besaran pemilih Mulana ke kendidat lain, namun tidak bisa memetakan dan menyampaikan data empiris yang mendukung argumennya. Lah apakah begini cara berfikir dan bicara seorang akademisi atau pengamat politik????, ujar Asari Syafeei. ( Absurditas Theory Albert Camus )

Baca Juga >>>  Dr. Maulana : Dengan Peresmian Kantor PT. Sucofindo Hendaknya Dapat Menjadi Simbol Kemajuan Di Sektor Ekonomi, Teknologi Dan Pelayanan Kepada Masyarakat

Asari Syafeii menyoroti, bahwa berdasarkan perilaku dan sepak terjang kedua tokoh politik Maulana dan Diza terjelaskan dengan baik di mata publik Kota Jambi. Ditambahkan Asari Syafeei, Maulana, merupakan mantan Wakil Walikota dan sempat menjabat sebagai Walikota dan juga seorang Dokter yang sudah banyak mendedikasikan dirinya ke masyarakat baik itu sebagai Dokter mau pun sebagai pemerintah. Begitu juga Diza, sosok anak muda yang telah banyak memiliki pengalaman di bidang manajerial juga anak dari salah satu tokoh Jambi Hazrin Nurdin

Baca Juga >>>  Dr. Maulana : Dengan Diresmikannnya Pendopo Bahagia Bersinergi Jadikan Sebagai Simbol Semangat Kebersamaan

“Saya heran dengan cara berpikir Pak Dedek Kusnadi. Sepertinya beliau masih perlu melihat duduk perkara secara komprehensif sebelum berkomentar. Pertemuan kedua tokoh ini mewakili geopolitik yang proporsional serta keterwakilan anak muda,” lanjut pengamat sosial ini.

Asari Syafeei juga menambahkan bahwa selama Maulana menjabat sebagai wakil walokota dan Walikota Jambi, Maulana ini menunjukkan kapasitas yang mumpuni dan bebas dari isu korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dan Diza adalah sosok anak muda yang punya wawasan luas serta ketua HIPMI Jambi. Indikator tersebut memperkuat tingkat kepercayaan publik kepada kedua tokoh tersebut, dan pertatuan keduanya menjadi kekuatan yang sangat besar.

Baca Juga >>>  Ketua REI Jambi Abror Lubis Ucapkan Selamat, Kemenangan Maulana Diza Karena Adanya Kesinambungan Program Pemulihan Ekonomi

Mengenai pilihan Partai-Partai yang telah memberikan dukungan kepada pasangan Maulana-Diza, Asari Safeii menilai bahwa fungsionaris partai tersebut telah tepat dan cerdas dalam menentukan pilihannya dengan tepat dan aspiratif.

Pilihan partai untuk memberikan dukungan kepada pasangan Maulana-Diza menekankan pentingnya analisis yang berbasis data dan pemahaman yang komprehensif dalam menilai dinamika politik dan kiprah tokoh-tokoh penting dalam kancah politik Kota Jambi.

“Hati-hatilah berkomentar dan menggiring wacana, apalagi beliau seorang akademisi, saya 100% sudah sanksi sama kapasitas beliau, karena amatannya selalu salah,” tegasnya. Penulis : Kandidat Doktor Asari Syafeii. M. H.,

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *