API Gelar Aksi ” Perempuan Melawan dan Menggugat Negara”, Bawa Sapu Lidi dan Kemoceng

Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi demo di depan DPR RI, (Poto: Grid.ID/Devi Agustiana)

API Gelar Aksi ” Perempuan Melawan dan Menggugat Negara”, Bawa Sapu Lidi dan Kemoceng

Zonabrita.com – Ratusan perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia (API) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Senayan, Jakarta, pada Rabu (3/9/2025). Aksi bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara” ini menyoroti berbagai isu krusial, mulai dari dugaan kekerasan aparat, pemborosan anggaran negara, hingga ancaman terhadap kebebasan berekspresi.

Para peserta aksi mulai memadati area depan gedung DPR sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka tampil kompak mengenakan atribut berwarna merah muda dan hitam. Berbagai poster dengan pesan lugas dibentangkan, salah satunya berbunyi, “Perempuan Melawan dan Menggugat Negara” dan “Janji Manismu Bikin Diabetes”. Poster lain juga menyentil, “Yang huru-hara pejabat negara. Yang dianggap beban, guru, dan dosen. Waras kau?”.

Aksi ini menarik perhatian dengan penggunaan simbol unik, yaitu sapu lidi dan kemoceng. Sapu lidi melambangkan tekad para perempuan untuk “membersihkan” tatanan negara dari berbagai bentuk kekerasan, ketidakadilan, dan korupsi. “Kami datang untuk membersihkan negeri ini dari segala kotoran yang merusak keadilan dan kemanusiaan,” ujar seorang orator yang disambut tepuk tangan meriah dari peserta aksi.

Selain itu, para peserta aksi juga membawa kemoceng sebagai simbol “menghapus debu-debu” ketidakadilan yang menempel pada institusi negara.

Dalam orasinya, perwakilan API menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap tindakan represif aparat dalam aksi demonstrasi. Salah satu orator, Eka, dengan berapi-api mengungkapkan bahwa respons represif aparat sejak 25 Agustus telah menyebabkan 10 korban jiwa.

Eka juga menyikapi pernyataan presiden terkait penanganan kasus kekerasan dalam demonstrasi. Menurutnya, arahan kepada TNI dan Polri untuk mengambil langkah tegas justru memicu eskalasi kekerasan. “Ini bertentangan dengan niat untuk mengusut tuntas kekerasan. Presiden seharusnya tidak meladeni aksi damai rakyat dengan tuduhan makar atau terorisme,” tegas Eka seperti dikutip dilaman suarasurabaya.net.

Aksi yang Inklusif dan Kondusif
Aksi ini juga dikenal sebagai aksi yang ramah disabilitas, dibuktikan dengan kehadiran juru bahasa isyarat di atas mobil komando. Ini menunjukkan komitmen para pengunjuk rasa untuk melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk para penyandang disabilitas, dalam perjuangan mereka.

."width="300px"

Hingga berita ini ditulis, para peserta aksi masih melanjutkan orasi mereka dengan lantang, sembari membentangkan spanduk dan poster berisi berbagai tuntutan, seperti “Hentikan Kekerasan Negara”, “Uang Rakyat Bukan untuk Foya-foya”, dan “Protes Bukan Makar”. Aksi damai ini tetap berlangsung kondusif di depan gerbang utama Gedung DPR RI.(red)

1 Komentar

Sudah ditampilkan semua

Komentar ditutup.