Anak Jambi Harus Jadi Tuan di Negeri Sendiri”: Samsul Riduan Soroti Kesenjangan SDM dan Kekayaan Alam Jambi

Zonabrita.com – Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Samsul Riduan, S.T., menegaskan visinya untuk masa depan Jambi: memastikan generasi muda daerah ini mampu “berdiri tegak dan menjadi tuan di tanahnya sendiri.” Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan yang tumbuh dari aktivisme ini menyampaikan kegelisahan sekaligus gagasan strategisnya, terutama terkait kesiapan sumber daya manusia (SDM) Jambi dalam mengelola kekayaan alam yang melimpah.

Ketika senja turun di perbukitan Sarolangun, tempat kelahirannya, Samsul Riduan menyampaikan pandangan yang tajam. Ia menilai, meskipun Jambi diberkahi dengan potensi luar biasa mulai dari tambang batu bara, minyak, emas, hingga sektor perkebunan dan pertanian kekayaan ini belum sepenuhnya membawa kesejahteraan merata bagi rakyat.

​”Kalau kita tidak menyiapkan sumber daya manusia dari sekarang, maka sampai kapan pun anak-anak negeri Jambi tidak akan pernah menjadi tuan di negerinya sendiri,” ujar Samsul Riduan, menggarisbawahi urgensi pembangunan manusia.

Mantan aktivis yang kini duduk di posisi strategis legislatif ini melihat adanya kesenjangan struktural. Jambi saat ini masih menjadi daerah yang bangga sebagai penghasil komoditas, namun belum menjadi pengelola nilai tambah dari kekayaan alamnya.

​“Kita kuat di sumber daya alam, tapi belum kuat di sumber daya manusia,” katanya lirih namun penuh makna. Kondisi ini membuat Jambi masih sangat bergantung pada komoditas dan Dana Bagi Hasil (DBH), alih-alih pada inovasi dan kecerdasan anak daerah.

Menurutnya, pembangunan sejati harus menjadikan kekayaan alam sebagai batu loncatan untuk menciptakan kekayaan manusia. Ia percaya, “Sumber daya alam bisa habis, tapi sumber daya manusia adalah kekayaan yang abadi.”

Samsul Riduan pun melontarkan kritik konstruktif yang sekaligus menawarkan solusi jangka panjang: memperkuat pendidikan vokasi berbasis potensi lokal.

​Ia mempertanyakan mengapa Jambi, dengan kekayaan tambang dan minyak yang luar biasa, hingga hari ini belum memiliki Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertambangan atau SMK Perminyakan yang modern. Demikian pula, ia menyoroti minimnya fakultas pertambangan atau energi di universitas-universitas di Jambi.

​“Bayangkan jika di Sarolangun berdiri sebuah SMK Pertambangan yang modern, tempat anak-anak muda belajar eksplorasi dan teknologi tambang dari para ahli,” harapnya.

​Visi ini bertujuan agar dalam dua dekade ke depan, anak-anak Jambi tidak lagi sekadar menjadi penonton atau pekerja di industri tambang dan energi, melainkan menjadi pengendali, pelaku, dan pemilik nilai tambah di daerahnya sendiri. Ia menekankan perlunya sinergi kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan untuk mewujudkan hal ini.

Sebagai anggota Badan Anggaran DPRD Provinsi Jambi, Samsul Riduan memandang anggaran bukan sekadar deretan angka, melainkan instrumen perjuangan politik yang menentukan masa depan daerah.

​Ia selalu memastikan setiap kebijakan fiskal berpihak pada pembangunan manusia. Setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah, tegasnya, harus berorientasi pada manfaat langsung bagi rakyat, terutama pada sektor pendidikan, ekonomi produktif, dan peningkatan kapasitas SDM.

Mengakhiri diskusi, Samsul Riduan menyimpulkan bahwa Jambi membutuhkan arah yang jelas dan keberanian untuk melakukan investasi jangka panjang pada pendidikan, kemandirian, dan keberpihakan kepada generasi muda.

​”Saya hanya ingin melihat anak-anak Jambi bisa berdiri tegak di tanahnya sendiri. Mereka harus bisa menjadi tuan di negeri sendiri,” tutupnya, memberikan penekanan bahwa harga diri dan kemandirian bangsa di tanah sendiri adalah tolok ukur kesejahteraan sejati.

Penulis: Dr. Fahmi Rasid
(Sekretaris PUSDIKLAT LAM Prov. Jambi & Dosen UM. Jambi)