Bantahan Tegas dari GM UGGp Merangin: Geopark Bukan Proyek Simbolis, tapi Katalis Pembangunan Nyata!

GEOPARK juga berperan aktif dalam mengatasi masalah lingkungan. Sumber poto: dok Geopark Merangin

Zonabrita.com – Pernyataan yang menyebut Merangin Jambi UNESCO Global Geopark (MJUGGp) sebagai proyek simbolis yang mengabaikan realitas lokal mendapat bantahan keras. General Manager UNESCO Global Geopark Merangin Jambi, Dr. Agus, S.Sos., M. Hum., CIIQA, menegaskan bahwa status geopark justru menjadi katalisator penting bagi pembangunan daerah, pemberdayaan masyarakat, dan diplomasi budaya Indonesia di kancah global.

Dalam sebuah artikelnya, Dr. Agus membantah keras tudingan bahwa MJUGGp hanya mementingkan aspek simbolisme tanpa menyentuh realitas di lapangan. Ia menjelaskan bahwa pandangan tersebut cenderung sempit dan mengabaikan fakta-fakta signifikan yang telah dicapai sejak geopark ini ditetapkan sebagai bagian dari jaringan global.

Predikat Global, Tanggung Jawab Nyata

Dr. Agus menjelaskan bahwa predikat UNESCO Global Geopark (UGGp) bukanlah sekadar gelar seremonial. Predikat ini diperoleh melalui evaluasi ketat dari lembaga internasional yang mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip ini mengintegrasikan tiga pilar utama: konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Menurutnya, keberhasilan geopark adalah hasil dari kerja sama semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat adat.

“Geopark adalah laboratorium hidup yang menghubungkan warisan geologi dengan pembangunan masyarakat,” kata Dr. Agus, mengutip pernyataan UNESCO. Dengan status ini, Merangin kini sejajar dengan geopark ternama dunia lainnya seperti Langkawi di Malaysia dan Pulau Jeju di Korea Selatan. Pengelolaannya mencakup 11 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di mana pariwisata menjadi salah satu sektor utama yang terus didorong.

Mensejahterakan Masyarakat, Bukan Mengabaikannya

Tudingan bahwa masyarakat lokal diabaikan juga dinilai tidak berdasar. Dr. Agus memaparkan bahwa data dari Dinas Pariwisata Merangin mencatat setidaknya 15 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di sekitar kawasan geopark telah aktif mengelola berbagai sektor, mulai dari penginapan, kerajinan tangan, hingga jasa pemandu wisata.

Lebih lanjut, laporan dari Badan Pengelola MJUGGp menunjukkan adanya peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 20-25% bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di area geopark sejak status UGGp ditetapkan. Ini menunjukkan bahwa geopark telah memberikan dampak ekonomi nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat setempat.

."width="300px"

Instrumen Diplomasi Budaya di Kancah Dunia

Geopark Merangin juga terbukti menjadi instrumen diplomasi budaya yang efektif. Dr. Agus menyoroti penghargaan yang diterima oleh masyarakat adat di Merangin Jambi pada sesi Konferensi Umum UNESCO di Maroko pada 2023. Mereka mendapatkan penghargaan tertinggi “The First Best Practice Global Geopark Network” dalam kategori Mikro Hydro Plant.

Penghargaan ini diberikan karena keberhasilan masyarakat dalam mengelola warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya secara berkelanjutan. Prestasi ini telah memperkuat citra Indonesia di panggung internasional, membuktikan bahwa geopark bukanlah sekadar simbol, tetapi model pengelolaan yang diakui dunia.

Mengatasi Ancaman Lingkungan, Menghadirkan Solusi

Selain itu, geopark juga berperan aktif dalam mengatasi masalah lingkungan, khususnya penambangan emas tanpa izin (PETI) dan deforestasi. Dr. Agus menyebutkan bahwa Badan Pengelola bersama Polres Merangin dan pemerintah daerah berhasil menghentikan aktivitas PETI di area geopark dengan pendekatan persuasif.

Sementara itu, di kawasan Serampas, masyarakat adat secara mandiri berhasil menahan laju perambahan hutan di wilayah mereka. Dr. Agus menegaskan bahwa kerja sama multipihak ini menunjukkan bahwa geopark tidak mengabaikan realitas, melainkan menghadirkan solusi konkret yang berlandaskan pada konservasi.

Proyek Pembangunan yang Berakar pada Rakyat

Dr. Agus menyimpulkan bahwa menyederhanakan geopark sebagai proyek simbolisme adalah pandangan yang keliru dan menutup mata dari berbagai capaian nyata yang telah diraih. Meskipun ia mengakui bahwa masih ada pekerjaan rumah, seperti perbaikan infrastruktur dan pemerataan manfaat ekonomi, arah kebijakan jelas menunjukkan bahwa MJUGGp adalah strategi pembangunan daerah yang berakar pada konservasi, edukasi, dan partisipasi masyarakat.

“Geopark Merangin adalah rumah bagi semua dan setiap orang bisa berkontribusi dalam pengelolaannya,” tutup Dr. Agus. “Menafikannya hanya sebagai simbol adalah reduksi berlebihan yang mengaburkan realitas nyata, serta mendiskreditkan kerja keras para pegiat, masyarakat adat, dan seluruh pihak yang berupaya memuliakan bumi demi peningkatan kesejahteraan secara bertahap.”

Diberitakan pada Jum’at 22 Agustus 2025. Oleh Redaksi.