Reversal Sikap: Gedung Putih Kini Aktif di TikTok, Padahal Trump Pernah Mengancam Akan Memblokirnya
Zonabrita.com – Pemerintahan Presiden Donald Trump membuat kejutan dengan secara resmi bergabung dengan TikTok. Langkah ini kontras dengan sikapnya di masa lalu, ketika ia pernah menyebut platform media sosial tersebut sebagai “ancaman keamanan nasional” dan bahkan sempat mengancam akan memblokirnya di Amerika Serikat.
Pada masa jabatan pertamanya di Gedung Putih, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif pada tahun 2020 yang menyatakan bahwa TikTok, aplikasi milik perusahaan Tiongkok, merupakan ancaman serius. Namun, pandangannya mulai berubah saat ia berkampanye untuk pemilihan presiden 2024. Saat itu, ia dan mantan Wakil Presiden Kamala Harris gencar menggunakan TikTok untuk menjangkau pemilih.
Setelah memenangkan pemilu, Trump berulang kali menunda tenggat waktu undang-undang penjualan atau pelarangan TikTok yang disahkan di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Undang-undang itu menuntut ByteDance, perusahaan induk TikTok, menjual aplikasi tersebut atau menghadapi larangan di AS. Kini, dengan tenggat waktu 17 September yang kian dekat, ia justru tampil dominan di halaman TikTok Gedung Putih yang baru.
Langkah Komunikasi Strategis
”Amerika, kami KEMBALI! Apa kabar TikTok?” demikian bunyi unggahan pertama akun @whitehouse. Video itu menampilkan montase berbagai momen Trump dengan narasi, “Setiap hari, saya bangun dengan tekad untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat di negeri ini. Saya adalah suaramu.”
Hanya dalam waktu singkat, akun tersebut telah mengumpulkan sekitar 200.000 pengikut. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa akun tersebut dibuat untuk berkomunikasi lebih baik dengan masyarakat Amerika.
“Pemerintahan Trump berkomitmen mengomunikasikan keberhasilan bersejarah Presiden kepada audiens yang seluas mungkin,” ujarnya.
Leavitt menambahkan bahwa akun ini akan melanjutkan kesuksesan yang telah diraih Trump melalui akun pribadinya, @realdonaldtrump. Akun pribadi itu memiliki lebih dari 15 juta pengikut, yang menunjukkan betapa efektifnya platform ini dalam menjangkau audiens.
Kenapa Gedung Putih Membutuhkan TikTok?
Data dari Reuters Institute menunjukkan bahwa media sosial kini menjadi sumber berita utama bagi banyak warga AS, termasuk lebih dari separuh orang yang mendapatkan berita dari platform seperti Facebook, X, dan YouTube. Khusus untuk TikTok, sekitar setengah dari pengguna dewasanya juga mengandalkan aplikasi tersebut untuk mendapatkan berita.
Dengan demografi pengguna TikTok yang dominan di kalangan muda—lebih dari 60 persen remaja berusia 13-17 tahun menggunakan aplikasi ini setiap hari—Gedung Putih memanfaatkan platform ini untuk menjangkau audiens yang lebih muda, meskipun pengguna di atas 30 tahun juga cukup signifikan.
Polemik Keamanan yang Terus Berlanjut
Meskipun Gedung Putih kini aktif di TikTok, kekhawatiran terkait isu keamanan data terus menjadi perdebatan. Pihak berwenang AS khawatir data pengguna dapat dicuri dan algoritma TikTok berpotensi memanipulasi informasi.
Pada 2020, Trump sempat berupaya memblokir TikTok melalui perintah eksekutif, menyebutnya sebagai ancaman besar bagi keamanan, kebijakan luar negeri, dan ekonomi AS. Upaya ini dilanjutkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden, yang akhirnya menghasilkan undang-undang pelarangan TikTok kecuali perusahaan induknya mau menjual aplikasi tersebut.
Namun, Trump terus menunda penegakan undang-undang itu, dengan alasan ingin memberi kesempatan bagi tercapainya kesepakatan penjualan. “Presiden Trump tidak ingin TikTok ditutup,” kata Leavitt. “Pemerintahan akan memastikan tercapai kesepakatan sehingga rakyat Amerika dapat terus menggunakan TikTok dengan jaminan keamanan data.”
Hingga saat ini, belum jelas siapa secara spesifik yang mengelola akun TikTok Gedung Putih, meskipun diperkirakan tim di Kantor Strategi Digital Gedung Putih yang bertanggung jawab. Tim ini bertugas menggunakan platform digital untuk memperkuat pesan presiden dan berinteraksi dengan warga secara daring.
Berita
Oleh Maddison Leach
Jumat, 22 Agustus 2025
Sumber: 9news.com