Membedah Sukses Dracin: Dari Sinematografi Epik Hingga Kekuatan Fandom Militan
Oleh: Moch Idris
Dunia hiburan global sedang menyaksikan pergeseran kekuatan yang signifikan. Drama China atau Dracin, yang sebelumnya hanya dikenal kalangan tertentu, kini bertransformasi menjadi kekuatan budaya pop yang tidak terhindarkan. Fenomena ini melanda kawasan Asia Tenggara, menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar utama yang paling cepat menyerap konten Tiongkok secara masif. Hal ini diamati media zonabrita pada Minggu (9/11/2025).
Lonjakan popularitas Dracin bukan terjadi secara kebetulan. Industri Tiongkok menggerakkan fenomena ini melalui investasi raksasa, inovasi format yang cerdas, dan daya tarik aktor yang sangat kuat. Di platform streaming legal, laporan konsisten menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah jam tonton Dracin. Penonton Indonesia, yang dikenal memiliki selera hiburan yang dinamis, kini menjadikan Dracin sebagai tontonan wajib harian. Penonton menikmati variasi genre yang memuaskan segala segmen audiens, mulai dari romansa kampus modern yang lembut, intrik istana yang mematikan, hingga saga fantasi xianxia penuh efek visual.
Para produser Dracin tidak ragu menggelontorkan dana puluhan hingga ratusan miliar Rupiah untuk satu judul serial. Diarahkan untuk memastikan kualitas sinema, investasi besar ini berfokus pada dua pilar utama: efek visual dan sinematografi serta narasi yang mendalam.
Tim produksi Dracin menggunakan teknologi canggih untuk menciptakan efek khusus (CGI) yang kini bersaing dengan produksi Hollywood, khususnya dalam genre xianxia (fantasi dewa-dewi). Penggunaan kostum dan tata artistik yang sangat detail membangun dunia yang imersif dan meyakinkan penonton.
Selain itu, Dracin seringkali memiliki durasi episode yang panjang, antara empat puluh hingga enam puluh episode. Durasi ini memberi ruang yang memadai bagi pengembangan karakter yang berlapis dan alur cerita yang kompleks. Penulis cerita mampu memenuhi permintaan penonton akan kedalaman cerita dan world-building yang solid. Kombinasi kualitas produksi yang prima ini mengubah persepsi publik terhadap Dracin, mengangkatnya dari sekadar tontonan biasa menjadi pengalaman sinematik yang memukau.
Di tengah dominasi Dracin berdurasi panjang dengan sinematografi epiknya, muncul sebuah inovasi lain yang tidak kalah revolusioner: Micro-Drama China. Format ini adalah strategi jenius yang secara sengaja dirancang untuk menaklukkan rentang perhatian pendek dan perilaku scrolling Generasi Z yang haus akan kepuasan instan. Format ini secara fundamental mengubah cara audiens mengonsumsi konten video, menjadikannya sebuah fenomena global yang sangat menarik.
Strategi utama micro-drama adalah kompresi narasi yang ekstrem. Setiap episode dirancang untuk berdurasi sangat singkat, umumnya hanya berkisar antara satu hingga sepuluh menit. Durasi yang terbatas ini memaksa para penulis naskah untuk memadatkan konflik, puncak emosi, dan plot twist dalam hitungan menit. Mereka menciptakan alur yang cepat, intens, dan nyaris tanpa jeda, memicu rasa penasaran yang kuat di setiap akhir episode (cliffhanger). Konten adiktif ini membuat penonton secara refleks menekan tombol “lanjut ke episode berikutnya”.
Model bisnis ini terbukti menghasilkan keuntungan triliunan Rupiah, bahkan diproyeksikan akan melampaui pendapatan box office domestik. Fenomena ini menunjukkan bahwa penonton, terutama generasi muda, sangat bersedia membayar untuk konten yang menawarkan kepuasan emosional dan narasi instan. Mereka membayar untuk “membuka kunci” episode selanjutnya, mirip dengan model freemium pada game seluler.
Secara strategis, micro-drama adalah adaptasi brilian Tiongkok terhadap bahasa komunikasi digital global. Ia menyajikan kisah-kisah yang mudah dicerna, menawan, dan sangat relatable bagi Gen Z di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang menjadi salah satu pasar paling subur di Asia Tenggara
Penggerak utama popularitas Dracin di kancah internasional adalah bintang-bintangnya yang memiliki daya tarik komersial tinggi dan basis penggemar militan. Mereka bukan sekadar aktor, tetapi ikon fashion, trendsetter, dan duta merek global.
Aktor seperti Xiao Zhan, Wang Yibo, dan Dylan Wang mempertahankan nilai komersial tertinggi. Loyalitas basis penggemar mereka mendorong penjualan merchandise dan membuat brand-brand mewah global berlomba-lomba menjadikan mereka duta merek. Selain itu, aktris seperti Zhao Lusi, yang dikenal sebagai “Ratu Gen Z,” selalu sukses besar dengan drama-drama romantisnya yang ringan dan menghibur. Ia mewakili idola muda yang relatable dan fashionable, menarik perhatian penonton muda di seluruh Asia.
Para bintang ini, melalui media sosial dan penampilan publik, secara efektif menjalankan diplomasi budaya. Gaya berpakaian, riasan, dan estetika yang mereka tampilkan menjadi viral, membuat budaya dan fashion Tiongkok modern lebih mudah diterima oleh penonton di luar negeri.
Popularitas Dracin bukan hanya keberhasilan di pasar hiburan; ini merupakan kemenangan dalam ranah diplomasi budaya lunak (soft power). Melalui drama, kekayaan sejarah, mitologi, busana tradisional (Hanfu), dan keunikan bahasa Mandarin tersajikan secara menarik kepada audiens global.
Penonton yang terpesona dengan keindahan visual Tiongkok kuno sering terdorong untuk mencari tahu lebih dalam tentang budaya yang mendasarinya. Di beberapa negara, Dracin bahkan memotivasi penonton untuk mulai mempelajari bahasa Mandarin. Konten hiburan secara efektif bertindak sebagai jembatan budaya, mendekatkan penonton pada pemahaman yang lebih kaya tentang Tiongkok melampaui batas-batas politik.
Peran platform streaming besar (seperti WeTV, iQIYI, dan Viu) menjadi krusial dalam lonjakan ini. Mereka bertindak sebagai katalis utama dengan menyediakan terjemahan berkualitas tinggi, akses mudah, dan investasi besar dalam konten orisinal Tiongkok yang eksklusif. Strategi ini, yang fokus pada kemudahan akses dan kualitas konten, berhasil menempatkan Dracin sebagai konten premium yang selalu dinantikan. Platform memastikan bahwa setiap penonton di seluruh Asia dapat mengakses dan menikmati drama-drama ini tanpa hambatan bahasa.
Dengan perpaduan investasi kuat, inovasi format yang cerdas, kualitas produksi yang tak tertandingi, dan strategi distribusi global yang matang, Drama China telah membuktikan dirinya sebagai raksasa baru di industri hiburan. Kebangkitan ini menciptakan persaingan yang sehat dengan drama dari negara Asia lain dan pada akhirnya memberikan keuntungan terbesar bagi penonton.
Dracin telah melampaui sekadar konten yang ‘diminati’. Ia telah menjadi fenomena global yang membentuk selera, memengaruhi tren fashion, dan secara masif memperkenalkan kekayaan budaya Tiongkok kepada dunia, menandai era baru dominasi konten Asia. (Redaksi)










