Lawan Inflasi, Inovasi “Lahan Abadi Agro Kota Jambi” Masuk Penjurian APEKSI-I-SIM 2025

Zonabrita.com – Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) terus mendorong percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tingkat daerah. Melalui kolaborasi dengan PT Surveyor Indonesia dan BGN, APEKSI kembali menggelar program Integrated Sustainable Indonesia Movement (I-SIM) Tahun 2025, bagian dari rangkaian ajang bergengsi Indonesia SDGs Action Awards oleh Kementerian PPN/Bappenas.

Pada tahap verifikasi dan penilaian I-SIM 2025 yang telah berlangsung, Kota Jambi terpilih untuk mengikuti tahap penjurian. Kegiatan ini memberikan ruang bagi pemerintah daerah memaparkan inovasi, praktik baik, serta capaian pembangunan berkelanjutan yang sudah mereka laksanakan.

Penjurian terjadwal berlangsung hari ini, Senin, 17 November 2025. Prosesnya melibatkan tim juri dari unsur pentahelix, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga dunia usaha yang memiliki kompetensi di bidang pembangunan berkelanjutan.

​Wali Kota Jambi, Dr. Maulana, yang saat ini tengah menjalani pendidikan di Lemhanas, menyempatkan diri memberikan presentasi dan menerima apresiasi atas pencapaian ini.

​Wali Kota Jambi, Dr. Maulana, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Kota Jambi dalam program I-SIM 2025. “Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Surveyor Indonesia, APEKSI, dan seluruh pihak yang telah mempercayai Kota Jambi sebagai daerah terfavorit dalam bidang inovasi,” kata Maulana, hari ini (17/11).

Ia menjelaskan bahwa salah satu inovasi unggulan Kota Jambi adalah program Pengembangan Lahan Abadi Agro Kota Jambi. Pemerintah Kota (Pemkot) menggagas program ini sebagai respons atas tingginya inflasi tahun sebelumnya, terutama dari komoditas cabai yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi.
​Maulana memaparkan bahwa kebutuhan cabai di Kota Jambi mencapai 12 ton per hari, dan sebagian besar pasokan selama ini berasal dari luar daerah.

​Hal ini mendorong Pemkot Jambi mengoptimalkan lahan milik pemerintah seluas 10 hektare, bekerja sama dengan kelompok tani dan komunitas pemberdayaan masyarakat. “Program ini memberikan banyak manfaat, baik peningkatan ekonomi maupun stabilisasi harga. Kolaborasi dengan kelompok tani menghasilkan panen yang semakin memuaskan,” jelas Maulana.

Dari lahan tersebut, hasil panen cabai meningkat signifikan. Sebelumnya, hasil panen hanya sekitar 6,5 ton per hektare, kini hasilnya mencapai 10 ton per hektare. Dengan total lahan 10 hektare, potensi panen dapat mencapai 100 ton cabai, yang dinilai mampu memberi kontribusi besar dalam menekan laju inflasi.

Selain aspek produksi pangan, Maulana menyebut program ini juga membuka peluang pengembangan agrowisata. Kawasan ini berpotensi menjadi ruang edukasi bagi anak-anak mengenai pertanian dan cara bercocok tanam.

“Selain untuk stabilisasi harga, kawasan ini juga berpotensi menjadi agrowisata edukatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya. Pemkot Jambi berharap inovasi ini mampu menjadi contoh praktik baik pembangunan berkelanjutan, serta memperkuat posisi Kota Jambi pada ajang I-SIM 2025 dan pencapaian SDGs di tingkat nasional. (Red)