Harapan Gencatan Senjata Gaza Meningkat, Israel-Hamas Bersiap untuk Perundingan Tidak Langsung di Mesir
Zonabrita.com – Harapan akan gencatan senjata di Gaza kembali menyala setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan kemungkinan pengumuman pembebasan sandera minggu ini. Hari Senin ini (6/10/2025) delegasi Israel dan Hamas bersiap untuk memulai negosiasi tidak langsung di Mesir, sebuah langkah signifikan menjelang peringatan dua tahun serangan Hamas yang memicu perang pada Selasa Besok.
Presiden Donald Trump menyambut baik pernyataan Hamas yang menerima beberapa elemen dari rencana perdamaian Amerika Serikat yang baru. Israel juga menyatakan dukungannya terhadap upaya diplomatik AS tersebut.
Berdasarkan rencana ini, Hamas akan membebaskan 48 sandera yang tersisa sekitar 20 orang diyakini masih hidup dalam waktu tiga hari. Sebagai imbalannya, Hamas akan menyerahkan kekuasaan dan melucuti senjata mereka.
Delegasi Israel yang dipimpin oleh negosiator senior Ron Dermer akan tiba di Sharm el-Sheikh pada hari Senin untuk perundingan tersebut, demikian pernyataan dari kantor Netanyahu. Seorang pejabat Mesir mengonfirmasi bahwa delegasi Hamas telah tiba dan Utusan AS Steve Witkoff akan bergabung dalam perundingan.
Dilasir dari laman apnews.com Kementerian luar negeri Mesir menyatakan, diskusi akan berfokus pada usulan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menggambarkan situasi ini sebagai “situasi yang paling mendekati pembebasan semua sandera.”
Berbicara di ABC, Rubio menjelaskan rencana dua fase setelah Hamas menerima kerangka kerja Trump: pembebasan sandera dan penarikan mundur Israel di Gaza ke “garis kuning,” mirip dengan yang terjadi pada bulan Agustus lalu.
Rubio juga mengatakan kepada CBS bahwa Hamas harus membebaskan sandera ketika mereka siap, dan pemboman harus diakhiri untuk memungkinkan pembebasan itu.
Masa depan Gaza juga menjadi poin penting dalam rencana AS.
Dalam percakapan teks dengan CNN, Presiden Trump menekankan akan terjadi “kehancuran total” jika Hamas tetap berkuasa di Gaza. Trump menambahkan bahwa Netanyahu “siap untuk mengakhiri pengeboman dan perdamaian di Gaza.”
Dukungan untuk gencatan senjata meningkat dari berbagai pihak. Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Badrosian, mengatakan Netanyahu terus “berhubungan secara rutin” dengan Trump dan menekankan bahwa pembicaraan di Mesir “akan dibatasi maksimal beberapa hari.”
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar optimistis, mengatakan, “Saya berharap kita sudah paling dekat dengan kesepakatan penyanderaan sejak kesepakatan (gencatan senjata) pada bulan Januari.”
Di sisi lain, para kerabat sandera berkumpul di dekat kediaman Netanyahu di Yerusalem, mendesak Trump untuk terus memberikan tekanan. Serangan militer Israel baru-baru ini di Kota Gaza meningkatkan kekhawatiran mereka terhadap keselamatan sandera. “Kita tidak bisa membiarkan perjanjian bersejarah seperti itu dikorbankan lagi,” kata Michel Ilouz, ayah dari sandera Guy Ilouz.
Menteri luar negeri dari delapan negara mayoritas Muslim mengeluarkan pernyataan bersama, menyambut baik langkah-langkah menuju gencatan senjata. Mereka juga menggarisbawahi komitmen untuk mengembalikan Otoritas Palestina ke Gaza, menyatukan Gaza dan Tepi Barat, serta mencapai kesepakatan yang mengarah pada “penarikan penuh Israel” dari Gaza.
Rubio menyebut keputusan tentang struktur pemerintahan atau kelompok internasional untuk mengelola Gaza akan menjadi bagian yang “agak lebih sulit untuk diselesaikan, tetapi bagian itulah yang akan memastikan berakhirnya konflik ini secara permanen.”
Meskipun harapan perdamaian meningkat, penduduk setempat dan rumah sakit melaporkan bahwa serangan di Gaza masih berlanjut. Badrosian, juru bicara pemerintah Israel, mengatakan “beberapa pengeboman sebenarnya telah berhenti,” namun Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, memperingatkan bahwa “jika upaya politik tidak berhasil, kami akan kembali berperang.”
Rumah Sakit Shifa melaporkan setidaknya delapan orang tewas pada hari Minggu dalam beberapa serangan di Kota Gaza. Seorang pejabat keamanan mengatakan serangan itu menargetkan militan Hamas.
Sementara itu, empat orang lainnya tewas ditembak di dekat lokasi distribusi bantuan di Rafah, Gaza selatan, meskipun militer Israel membantah terlibat. Dokter Lintas Batas mengonfirmasi kematian rekan mereka Abed El Hameed Qaradaya.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan jumlah korban tewas Palestina dalam perang mencapai 67.139 pada hari Minggu, dengan hampir 170.000 orang terluka.
Kementerian tersebut, yang berada di bawah pemerintahan Hamas, mengatakan sekitar separuh korban adalah perempuan dan anak-anak. Angka-angka ini dianggap sebagai perkiraan korban perang yang paling dapat diandalkan oleh PBB dan banyak pakar independen.
Militer Israel terus membongkar infrastruktur Hamas dan memperingatkan penduduk agar tidak kembali ke Gaza utara. “Kami berada di ambang kehanchan, dan kami tidak tahu apakah ada yang akan mati karena mogok kerja atau kelaparan,” kata Mahmoud Hashem, seorang ayah Palestina yang berlindung di tenda di Kota Gaza. (Red)
Sumber : apnews.com