Palestina Resmi Buka Kedutaan di Inggris, Momen Bersejarah di Tengah Krisis Gaza

Bendera Palestina Buka Kedutaan di Inggris (Foto Inet)

Zonabrita.com – Palestina secara resmi membuka kedutaan besar mereka di London pada Selasa (23/9/2025), menandai babak baru dalam hubungan diplomatik setelah Inggris secara resmi mengakui negara Palestina. Peresmian ini dilakukan di lokasi yang sebelumnya berfungsi sebagai misi diplomatik Palestina di Inggris.

Mengutip dilaman antara.com, ​Keputusan bersejarah ini diumumkan oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Minggu (21/9/2025). Dalam pernyataannya, Starmer menegaskan pengakuan tersebut adalah upaya untuk menjaga agar peluang perdamaian dan solusi dua negara tetap hidup di tengah situasi yang makin memburuk di Timur Tengah. Namun, ia juga menegaskan bahwa gerakan Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Palestina yang merdeka.

​Upacara peresmian kedutaan ditandai dengan pengibaran bendera Palestina oleh Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot. Dalam pidatonya, Zomlot menyebut pengakuan ini sebagai langkah krusial untuk meluruskan kesalahan sejarah yang berawal dari Deklarasi Balfour lebih dari 100 tahun lalu.

​“Bergabunglah bersama saya mengibarkan bendera Palestina dengan warna yang merepresentasikan bangsa kita: hitam untuk duka, putih untuk harapan, hijau untuk tanah, dan merah untuk pengorbanan rakyat,” seru Zomlot.

Ia menambahkan, pengakuan ini adalah komitmen bersama untuk masa depan yang didasarkan pada kebebasan, martabat, dan hak asasi manusia.

​Meski begitu, Zomlot mengingatkan bahwa pengakuan ini datang di tengah penderitaan mendalam yang dialami rakyat Palestina akibat genosida di Gaza dan penindasan di Tepi Barat. Oleh karena itu, ia menyerukan penerapan embargo senjata penuh terhadap Israel.

​Pengakuan ini juga disambut baik oleh Anggota Parlemen Independen Inggris Shockat Adam, yang menyebut pengibaran bendera tersebut sebagai “momen monumental” yang “sangat terlambat”. “Kami tak lagi punya misi, tapi kedutaan. Bukan lagi kepala misi, melainkan duta besar. Perubahan kecil, tapi sangat bermakna,” ujarnya.

​Kendati demikian, langkah Inggris ini dinilai belum cukup oleh organisasi hak asasi manusia. Amnesty International menyebut pengakuan tersebut sebagai “gestur kosong” jika tidak diikuti dengan tindakan nyata.

."width="300px"

​Amnesty menyerukan agar Inggris menghentikan ekspor senjata ke Israel, menjatuhkan sanksi terhadap pejabat yang terlibat dalam kejahatan perang, mengakhiri perdagangan dengan permukiman ilegal, serta mendesak Israel untuk mengakhiri blokade di Gaza.

​Situasi di Gaza memang kian memburuk dengan kehancuran sistematis yang dilakukan oleh militer Israel, yang menargetkan penguasaan Gaza City sambil menyebabkan krisis kelaparan dan pengungsian massal. Sementara itu, serangan harian oleh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat terus berlanjut, disertai dengan rencana aneksasi wilayah Palestina yang makin dipercepat. (Red)