Andry Napitupulu Bantah Sebut Nama Oknum Pejabat dalam Aksi Unjuk Rasa

Surat Kuasa yang dikeluarkan Rendi Associates (Foto Zonabrita)

Zonabrita.com – Koordinator aksi Gerakan Mahasiswa Merdeka Untuk Rakyat, Andry Napitupulu, membantah tudingan yang menyebutkan dirinya mencemarkan nama baik oknum pejabat saat unjuk rasa di Kantor Kejaksaan Simalungun pada Jumat, 12 September 2025 lalu. Andry menegaskan bahwa aksinya telah sesuai prosedur, bahkan ia merasa heran ada pihak yang merasa dirugikan dan mengancam akan melaporkannya.

​”Saya melakukan aksi unjuk rasa sudah sesuai prosedur. Ini merupakan bentuk kekecewaan kami karena laporan dugaan korupsi dan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) yang kami ajukan sejak 21 Juli 2025 tidak kunjung mendapat kepastian hukum,” ujar Andry saat dikonfirmasi, Senin (15/9/2025).

​Andry menjelaskan bahwa aksi unjuk rasa adalah bagian dari haknya sebagai warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum, sebagaimana diatur dalam Pasal 28E Undang-Undang Dasar 1945. Ia merasa tidak pernah menyebut nama lengkap oknum-oknum yang diduga terlibat.
​”Saya membantah telah menyebut nama lengkap oknum berinisial SB, WS, dan WS. Silakan cek dokumentasi siaran langsung Facebook saya, selebaran aksi, karton, dan spanduk kami. Tidak ada nama-nama itu,” tegas Andry.

​Memicu Keterkejutan
​Pernyataan Andry ini muncul menyusul rilis berita dari Silverius Bangun yang membantah terlibat dalam kasus pengadaan seragam olahraga dan mengancam akan mempolisikan pengunjuk rasa. Andry mengaku bingung dan terkejut dengan pernyataan tersebut.

​”Jujur, saya heran sekali kenapa tiba-tiba ada Bang Silverius Bangun membuat narasi aneh dan ikut campur dalam kasus ini. Dia kenapa tiba-tiba merasa kepanasan?” tanya Andry.
​Kondisi semakin membingungkan setelah Andry menerima surat somasi dari kantor advokat Rendi Associates. Surat itu menyebutkan bahwa kliennya, Silverius Bangun, merasa dirugikan akibat pencemaran nama baik melalui unggahan di Facebook Andry Napitupulu pada 13 September 2025.

​”Saya hanya memposting tangkapan layar percakapan di Facebook yang diduga berisi ancaman terhadap saya, dan saya menutupi nama pengirimnya. Saya curiga ada pihak yang menunggangi situasi ini untuk kepentingan pribadi,” imbuhnya.

​Andry menegaskan bahwa ia tidak berada di bawah tekanan atau mewakili kepentingan pihak lain. Ia mengecam pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari perjuangan mahasiswa.
​Idealisme dan Keberanian
​Mengakhiri penjelasannya, Andry Napitupulu menekankan bahwa ia tidak takut menghadapi ancaman, bahkan ancaman penjara. Ia mengaku pernah mengalami ancaman terhadap orang tuanya dan hal itu tidak menyurutkan semangatnya.
​”Prinsip saya sebagai mahasiswa dan pemuda adalah idealisme. Akhir perjuangan saya adalah kematian, bukan ancaman atau jeruji besi,” pungkas Andry.

​Penulis: Hendra

."width="300px"