Banjir bandang hancurkan Buner, Pakistan, Menewaskan Ratusan Orang
Zonabrita.com – Aziz Ahmed, seorang guru sekolah setempat di Buner, Pakistan barat laut mengatakan guntur yang menyertai hujan deras baru-baru ini begitu keras sehingga ia mengira “kiamat telah tiba”.
Air, batu, dan pepohonan tersapu ke lereng gunung setelah dua hari hujan monsun yang lebat, mengubur orang-orang dan rumah-rumah yang dilaluinya.
“Bisa dibilang mereka yang selamat sudah gila,” kata Ahmed sambil menunjuk ke sebuah rumah yang hanya dihuni satu anggota keluarga.
Hingga Minggu pagi (17/8/2025), jumlah korban tewas akibat hujan di wilayah pegunungan utara Pakistan telah meningkat menjadi sedikitnya 337 orang, sebagian besar tewas akibat banjir bandang, menurut Badan Manajemen Bencana Nasional.
Di Buner, tiga setengah jam perjalanan dari ibu kota Islamabad, 207 nyawa melayang dan lainnya masih hilang.
Para pejabat mengatakan bahwa Buner dilanda hujan deras, sebuah fenomena langka di mana hujan lebih dari 100 mm (4 inci) turun dalam satu jam di wilayah yang kecil. Di Buner, hujan lebih dari 150 mm turun dalam satu jam pada Jumat pagi.
Syed Muhammad Tayyab Shah, yang memimpin penilaian risiko di otoritas tersebut, mengatakan bahwa pemanasan global telah mengubah pola musim hujan tahunan, mendorongnya sekitar 100 km ke barat dari jalur normalnya.
Hujan lebat diperkirakan akan turun di Pakistan hingga awal September, kata sejumlah pejabat.
Ali Amin Gandapur, kepala menteri Khyber Pakhtunkhwa, yang mengunjungi Buner pada hari Minggu, berjanji untuk membangun kembali infrastruktur, memberikan kompensasi kepada para korban, dan memindahkan mereka yang tinggal di tempat berbahaya ke rumah di tempat yang lebih aman.
“Kami tidak bisa menghidupkan kembali orang mati, tapi apa pun yang bisa kami lakukan, saya berjanji akan melaksanakannya,” kata Gandapur.
Di desa terpencil Bayshonai Kalay, bau mayat yang membusuk tercium di udara pada hari Minggu, saat penduduk setempat menunggu alat berat tiba untuk membersihkan puing-puing.
Muhammad Sher mengatakan bahwa ada lima rumah di sekitar tempat ia berdiri, dengan total sekitar 30 rumah yang hilang. Ia mengatakan bahwa sekitar 40 jenazah penduduk desa telah ditemukan, termasuk jenazah sepupunya, yang tersapu air sekitar dua kilometer jauhnya.
“Ini adalah bencana alam yang datang dan meluluhlantakkan seluruh desa kami,” kata Sher. “Beberapa orang dibawa pergi, beberapa lainnya diselamatkan, dan terjadilah kekacauan yang hebat.(redaksi)
Sumber dilansir dari laman Reuters