Gubernur Jambi Al Haris Raih ‘Tanda Cinta PAI’ Tertinggi Kemenag RI 2025: Bukti Kepemimpinan Visioner Merajut Digitalisasi dan Spiritualita

Zonabrita.com – Penghujung tahun 2025 menjadi momen bersejarah bagi Provinsi Jambi. Dalam sebuah upacara yang menandai komitmen negara terhadap penguatan Pendidikan Agama Islam (PAI) di era disrupsi digital, Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menganugerahkan penghargaan tertinggi di bidang PAI, yang dijuluki “Tanda Cinta PAI”, kepada Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H. Penghargaan prestisius ini bukan sekadar pengakuan seremonial, melainkan validasi nyata atas kepemimpinan visioner yang berhasil mentransformasi ancaman globalisasi menjadi peluang emas untuk mengokohkan fondasi moral dan spiritual Generasi Z.

​Di tengah hempasan ombak globalisasi dan revolusi digital yang tak terhindarkan, tantangan terbesar peradaban kini adalah menjaga nilai-nilai agama agar tidak tergerus oleh gelombang budaya asing. Generasi Z, yang lahir dan tumbuh dalam ekosistem informasi tanpa batas, berada di persimpangan kritis: antara identitas digital yang cair dan kebutuhan akan fondasi spiritual yang kokoh. Dalam lanskap yang penuh gejolak ini, peran PAI telah naik kelas, dari sekadar mata pelajaran wajib menjadi sebuah ‘Gerakan Budaya’ atau ‘Cinta PAI’ sebuah komitmen kolektif untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi tetap berlabuh dalam koridor nilai dan akhlak mulia.

Pemberian “Tanda Cinta PAI” oleh Kemenag kepada Gubernur Al Haris adalah isyarat pengakuan yang monumental. Ini adalah apresiasi mendalam negara terhadap kepala daerah yang berhasil menciptakan gebrakan nyata di tengah tantangan zaman. Pengakuan ini berakar pada serangkaian kebijakan yang kuat, program yang terukur, dan sinergi regulasi yang terimplementasi efektif di lapangan, sejalan dengan Peraturan Menteri Agama terbaru tentang kemitraan pemerintah daerah dalam pengembangan pendidikan keagamaan.

Penghargaan ini menegaskan bahwa kepemimpinan Gubernur Al Haris telah melampaui batas administrasi biasa. Keberhasilannya terletak pada kemampuannya menerjemahkan urgensi spiritualitas Gen Z yang serba digital ke dalam ekosistem kebijakan yang humanis dan berakar kuat. Jambi kini dipandang sebagai laboratorium kepemimpinan yang berhasil mentransformasi ancaman disrupsi global menjadi peluang emas untuk memperkuat fondasi keagamaan generasi muda.

Kunci sukses Provinsi Jambi terletak pada integrasi dua program unggulan di bawah payung besar visi “Jambi Mantap” (Maju, Aman, Nyaman, Tertib, Amanah, Profesional). Dua mesin pendorong sentral tersebut adalah “Jambi Cerdas” dan “Dumisake” (Jambi Mendorong Masyarakat Sejahtera, Amanah, dan Berkeadilan). Kedua program ini bukan hanya slogan, melainkan manifestasi konkret dari Cinta PAI.

  • ​Jambi Cerdas berfokus pada pengembangan spiritualitas dan kualitas pendidikan keagamaan. Program ini secara cerdik merespons Era Industri 4.0 melalui digitalisasi PAI. Ini diwujudkan dengan penggunaan blended learning, pengembangan aplikasi keagamaan lokal, dan pelatihan masif bagi Guru PAI agar mahir menggunakan teknologi mutakhir. Ini adalah respons terukur terhadap tantangan konektivitas maksimal, memastikan konten agama mudah diakses dan relevan bagi Gen Z.
  • ​Dumisake adalah perwujudan dari semangat Society 5.0, yaitu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centric). Program ini diwujudkan melalui Tahfizd Cerdas dan peningkatan kesejahteraan guru keagamaan (Guru Ngaji) melalui insentif. Komitmen ini memastikan bahwa kemajuan teknologi tidak mengorbankan nilai kemanusiaan dan spiritualitas.

Pendidikan Agama Islam di Jambi diarahkan untuk menghasilkan individu yang tidak hanya “Cerdas” secara digital (4.0), tetapi juga berakhlak mulia dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan spiritual masyarakat (5.0). Alokasi anggaran daerah yang konsisten, sejalan dengan Permendagri No. 77 Tahun 2020, menjadi bukti tak terbantahkan atas keseriusan Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjadikan PAI sebagai “jantung” kecerdasan dan kesejahteraan daerah.

Pemberian “Tanda Cinta PAI” oleh Kemenag bukanlah hasil undian, melainkan didasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor X Tahun 2022 yang menetapkan kriteria dan pedoman penghargaan yang sangat ketat. Provinsi Jambi, di bawah kepemimpinan Al Haris, berhasil unggul karena memenuhi tiga pilar evaluasi utama yang meliputi dimensi kebijakan, implementasi, dan dampak:

Komitmen Kebijakan dan Anggaran:

  • Indikator kunci Kemenag adalah seberapa serius dukungan regulasi dan finansial Pemerintah Daerah. Jambi menunjukkan komitmen yang melampaui batas kewajiban administratif. Alokasi anggaran yang konsisten dan berkelanjutan untuk insentif guru agama dan pengembangan infrastruktur digital PAI adalah langkah berani yang membedakan Jambi dari daerah lain yang seringkali masih fokus pada pembangunan fisik. Komitmen ini selaras dengan PP No. 49 Tahun 2021 yang mendorong sinergi pendanaan keagamaan. Inovasi PAI di Era Digital:
    ​Kemenag menuntut adanya terobosan program PAI yang relevan dengan tantangan kontemporer. Di sinilah Jambi Cerdas menampilkan keunikan. Saat banyak daerah masih bergumul dengan kesenjangan digital, Jambi telah bergerak maju dengan mengintegrasikan PAI ke dalam platform digital. Inovasi seperti program Tahfizd Cerdas yang menggunakan aplikasi dan e-learning menjadi bukti bahwa Jambi tidak hanya bertahan di Era 4.0, tetapi juga beradaptasi proaktif menuju Society 5.0.
    ​Dampak Nyata pada Masyarakat (Output dan Outcome):
  • ​Kriteria terakhir dan terpenting adalah hasil nyata. Kemenag mengevaluasi peningkatan kualitas pengajaran, partisipasi siswa, dan penurunan isu dekadensi moral remaja. Keberhasilan program Dumisake dalam meningkatkan kesejahteraan guru ngaji secara langsung meningkatkan moral dan kualitas pengajaran. Hal ini berujung pada peningkatan signifikan dalam partisipasi siswa pada kegiatan keagamaan dan, yang paling krusial, penurunan kasus dekadensi moral remaja di Jambi.

Penghargaan tertinggi ini secara tegas memvalidasi bahwa Jambi telah bertransformasi dari provinsi yang hanya menjalankan kurikulum menjadi laboratorium kebijakan PAI yang inovatif, yang berhasil menjembatani teknologi modern dengan kebutuhan moral generasi muda.

Keberhasilan program Jambi Cerdas dan Dumisake tidak lepas dari penanaman filosofi budaya lokal yang mendalam: “Negeri Jambi Adat Bersendi Syara, Syara Bersendi Kitabullah.” Prinsip kultural ini, yang secara harfiah berarti adat dan tata laku masyarakat harus berpijak pada hukum agama (Syara) dan sumber hukum tertinggi (Al-Qur’an), berfungsi sebagai kompas etis dalam seluruh kebijakan pembangunan.

​Dalam konteks Cinta PAI, filosofi ini memberikan roh (spirit) yang kuat dan autentik. Ini memastikan bahwa modernisasi digital dan upaya peningkatan kesejahteraan tidak dilakukan dalam ruang hampa nilai, melainkan tetap dalam bingkai peradaban Islam yang bermartabat.

​Implementasi Spirit: Ketika arus globalisasi menawarkan kebebasan tanpa batas, Jambi meresponsnya dengan menawarkan Kebebasan yang Bertanggung Jawab. Inovasi teknologi PAI (seperti e-learning dan Tahfizd Cerdas) justru digunakan sebagai instrumen untuk memperkuat nilai-nilai Al-Qur’an. Kebijakan ini secara eksplisit didukung oleh Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jambi yang termuat dalam RPJMD 2021-2026, yang menekankan pembangunan karakter berlandaskan agama sebagai prasyarat terciptanya SDM Unggul.

Gubernur Al Haris telah membuktikan bahwa kearifan lokal yang religius mampu menjadi motor penggerak pembangunan pendidikan karakter yang futuristik dan adaptif terhadap Era Disrupsi. Kepemimpinan yang mampu merajut teknologi modern dengan nilai tradisional yang kuat menjadi kunci sukses Jambi dalam mengawal Gen Z dari ancaman krisis identitas digital.

Penghargaan tertinggi “Tanda Cinta PAI” yang diberikan Kemenag kepada Gubernur Jambi Al Haris pada akhir tahun 2025 adalah epilog yang manis bagi sebuah kisah sukses kebijakan publik yang visioner. Analisis mendalam menegaskan bahwa keberhasilan tersebut adalah hasil dari tiga simpul utama yang saling terkait:

  • Komitmen Kebijakan yang terstruktur dalam payung Jambi Mantap dan Jambi Cerdas-Dumisake.
  • ​Inovasi Program PAI yang adaptif dan proaktif terhadap tantangan Era 4.0 dan Society 5.0.
  • ​Fondasi Kultural yang kokoh, diwujudkan dalam filosofi Negeri Jambi Bersendi Syara, Syara Bersendi Kitabullah.

Kebijakan Al Haris berhasil mentransformasi PAI dari sekadar mata pelajaran pasif menjadi Gerakan Budaya Aktif yang berfokus pada kesejahteraan spiritual guru (melalui Dumisake) dan kecerdasan moral siswa (melalui Jambi Cerdas).

Keberhasilan ini harus menjadi momentum bagi Provinsi Jambi untuk terus mempertahankan dan memperluas model integrasi PAI dan inovasi digital ini. Jambi kini memiliki potensi besar untuk menjadi model nasional, membuktikan bahwa kepemimpinan daerah dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi nilai-nilai peradaban agama dari gempuran budaya global.
​Penghargaan ini pada dasarnya adalah pengakuan bahwa investasi pada spiritualitas dan moralitas generasi muda yang dibingkai oleh regulasi yang kuat dan didukung oleh komitmen Pemda adalah investasi paling strategis bagi masa depan bangsa yang cerdas, bermoral, dan bermartabat.

Keberhasilan Jambi adalah bukti nyata bahwa, meskipun hidup di era serba cepat dan serba digital, semangat Cinta PAI akan selalu menemukan jalannya untuk mengokohkan peradaban dan melahirkan generasi penerus yang unggul secara intelektual dan spiritual.

Ditulis oleh: Tim Redaksi Berita, berdasarkan telaah Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd. (Guru Besar UIN STS Jambi)