Zonabrita.com – Korban tewas Kecelakaan pesawat terbang Jeju Air yang terjadi dibandara Internasional Muan bertambah. Dilansir pada laman BBCnewsindonesia.com korban tewas Pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang dan awak pesawat dilaporkan mengalami kecelakaan di sebuah bandara di Korea Selatan dan menewaskan sedikitnya 177 orang, menurut otoritas setempat, Muan Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024).
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Jeju Air jatuh dan terbakar setelah mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024) sekitar pukul 09.07 waktu setempat.
Video yang ditayangkan oleh stasiun televisi lokal menunjukkan, pesawat tersebut mencoba mendarat tanpa roda pendaratan, lalu tergelincir, dan kemudian menabrak dinding beton sebelum meledak dan akhirnya dilalap api.
Beberapa saat setelah kejadian, pihak berwenang Korea Selatan mengatakan, jumlah korban dalam kecelakaan Jeju Air diperkirakan akan terus meningkat tajam.
Perkembangan terbaru, menurut otoritas setempat mengungkapkan, jumlah korban meninggal dunia meningkat menjadi 177 orang dari total 181 orang yang ada di pesawat.
Dari Tribunmuria.com menjelaskan Kronologi kecelakaan pesawat Jeju Air
Dijadwalkan berangkat dari Bangkok, Thailand, menuju Muan, Korea Selatan, pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan itu membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat.
Sebagian besar penumpang adalah warga negara Korea Selatan, kecuali dua orang berkebangsaan Thailand.
Dikutip dari Kompas.com, saksi mata kecelakaan pesawat Jeju Air di daerah Muan mengaku melihat api di mesin jet dan mendengar beberapa ledakan sebelum insiden itu terjadi.
Yoo Jae-yong, warga berusia 41 tahun yang menginap di rumah sewa dekat Bandara Muan mengaku melihat percikan di sayap kanan pesawat sebelum kecelakaan tersebut.
“Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, seperti diberitakan Kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Saksi mata lain, Cho, mengungkapkan, ia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.
Dia mengaku melihat pesawat Jeju Air turun, dan sempat mengiranya akan mendarat sebelum melihat kilatan cahaya.
“Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” tutur Cho.
Saksi lainnya, Kim Yong-cheol yang berusia 70 tahun menyampaikan, pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama.
Pesawat tersebut juga tampak berputar balik untuk percobaan mendarat berikutnya sebelum jatuh.
Kim pun ingat mendengar suara ‘gesekan logam’ dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.
Ketika itu, dia melihat ke langit dan mendapati pesawat naik setelah gagal mendarat, sebelum mendengar ledakan keras diikuti asap hitam mengepul ke langit.
Penyebab pesawat Jeju Air jatuh masih diselidiki
Dalam pernyataannya pada Minggu (29/12/2024), maskapai Jeju Air mengatakan akan berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi kecelakaan mematikan pada penerbangannya.
“Jeju Air tidak akan menyisihkan upaya apa pun untuk menanggapi kecelakaan tersebut,” kata Jeju Air, dikutip dari Yonhap.
Pesawat Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Asap tampak membubung dari bangkai pesawat Boeing 737-800 ini. Sebanyak 47 korban tewas, dari total 181 orang di pesawat.
Pernyataan tersebut muncul setelah pesawat Jeju Air keluar landasan saat mendarat dan bertabrakan dengan pagar beton di Bandara Internasional Muan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul, ibu kota Korea Selatan.
“Saat ini, kami sedang berupaya menentukan penyebab pasti dan rincian situasi.
Pesawat tersebut telah beroperasi selama 15 tahun tanpa ada catatan kecelakaan,” kata seorang pejabat Jeju Air.
Para pejabat Korea Selatan meyakini, kegagalan roda pendaratan yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Namun demikian, polisi dan petugas pemadam kebakaran masih dalam penyelidikan di lokasi untuk menentukan kepastian penyebab jatuhnya pesawat Jeju Air tersebut. (*)