Jambi Melangkah Maju: Investasi dan Kemitraan Jadi Kunci Peningkatan Ekonomi Berkelanjutan
Oleh: Muhammad Idris Siregar
Jurnalis PT Zona Cipta Media di Media Online Zonabrita, Tinggal di Kota Jambi
Selasa, 23 September 2025
Pertumbuhan ekonomi di era modern tidak lagi hanya mengandalkan eksploitasi sumber daya alam. Ditengah dinamika global, kolaborasi strategis antara berbagai pemangku kepentingan, inovasi, dan investasi yang tepat sasaran menjadi kunci utama dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif. Kota Jambi, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi, berada di persimpangan krusial untuk memanfaatkan momentum ini.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana sinergi antara peran pemerintah, kolaborasi multipihak, dan investasi strategis dapat menjadi motor penggerak utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal di Kota Jambi. Melalui analisis data makroekonomi dan identifikasi peluang, kita akan melihat bagaimana kolaborasi investasi bisa menjadi fondasi untuk masa depan yang lebih sejahtera.
Pembangunan sebuah kota yang sukses bukan pekerjaan satu pihak saja. Dibutuhkan sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah Kota Jambi, dalam hal ini, memiliki peran sentral sebagai fasilitator dan katalisator untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Peran ini jauh melampaui sekadar pembuatan regulasi yang mencakup inisiatif proaktif untuk mengurangi birokrasi, menyediakan insentif, dan menjamin kepastian hukum bagi investor. Ketika peran pemerintah dioptimalkan, hal ini secara langsung akan memicu kolaborasi yang lebih erat.
Kolaborasi ini melibatkan entitas pemerintah (baik pusat maupun daerah), sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil. Sebagai regulator dan perencana utama, Pemerintah Kota Jambi memiliki peran vital dalam merumuskan kebijakan yang pro-pertumbuhan. Di sisi lain, sektor swasta adalah penggerak utama investasi yang membawa modal, inovasi, dan membuka lapangan kerja. Kolaborasi dengan pemerintah bisa terwujud melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau kemitraan strategis lainnya untuk proyek-proyek skala besar.
Partisipasi masyarakat sipil dan komunitas juga sangat penting untuk memastikan pembangunan berjalan adil dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Kolaborasi dengan komunitas dapat memberikan masukan berharga dan memastikan proyek-proyek pembangunan mendapatkan dukungan sosial. Terakhir, akademisi dan lembaga riset adalah kunci untuk mengatasi tantangan perkotaan yang kompleks melalui inovasi dan riset. Kemitraan dengan universitas dapat melahirkan solusi-solusi cerdas yang berbasis data dan teknologi. Sinergi yang kuat di antara keempat pilar ini akan menciptakan ekosistem yang saling mendukung, di mana pemerintah menyediakan fasilitas, swasta berinvestasi, masyarakat berpartisipasi, dan akademisi menyediakan inovasi.
Analisis Data: Sinyal Positif dan Tantangan Kesenjangan
Perekonomian global dan nasional terus bergerak dinamis, dan daerah memiliki peran krusial dalam menopang pertumbuhan. Provinsi Jambi, dengan kekayaan alam dan posisinya yang strategis di Pulau Sumatra, memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi. Namun, potensi ini hanya bisa terwujud optimal jika didukung oleh strategi yang tepat, terutama melalui kolaborasi dan investasi yang didukung oleh data ekonomi makro.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi menunjukkan beberapa indikator ekonomi yang menarik. Pada Juli 2025, Jambi mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$162,87 juta. Ini adalah bukti nyata kolaborasi efektif antara pemerintah dan sektor swasta dalam mengoptimalkan potensi ekspor. Nilai ekspor didominasi oleh komoditas pertambangan (48,54%) dan industri (44,11%), menunjukkan sinergi antara pelaku usaha dalam memanfaatkan sumber daya alam dan mengolahnya menjadi produk ekspor.
Di sisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP) Jambi mengalami peningkatan signifikan sebesar 1,84% menjadi 170,94. Kenaikan ini, yang terutama didorong oleh subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat, mengindikasikan kesejahteraan petani yang membaik. Selain itu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada Juli 2025 mencapai 54,73%, menunjukkan peningkatan mobilitas dan aktivitas bisnis di Jambi, yang menjadi indikator adanya pergerakan investasi dan aktivitas ekonomi.
Namun, data tersebut juga menunjukkan tantangan yang mengintai, yaitu kesenjangan sosial dan ekonomi. Ketika investasi hanya berpusat pada sektor-sektor tertentu atau dinikmati oleh segelintir kelompok, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi tidak merata. Di Kota Jambi, BPS mencatat deflasi sebesar 0,05% pada Agustus 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan inflasi yang terjadi di Kabupaten Kerinci dan Muara Bungo. Deflasi ini bisa jadi merupakan indikasi dari penurunan permintaan atau stagnasi ekonomi di pusat kota, memunculkan pertanyaan: apakah investasi dan kolaborasi di Kota Jambi belum mampu menggerakkan ekonomi secara signifikan, atau apakah pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh kalangan tertentu?
Kesenjangan ini dapat terjadi pada berbagai tingkatan:
Kesenjangan Investasi Permodalan: Pelaku UMKM atau masyarakat dengan modal terbatas mungkin kesulitan bersaing. Akibatnya, kekayaan cenderung terkonsentrasi di segelintir tangan, sementara sebagian besar masyarakat berjuang untuk meningkatkan pendapatan.
Kesenjangan Investasi Tenaga Kerja: Mereka yang memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi akan memiliki peluang kerja dan penghasilan yang lebih baik, sementara yang tidak memiliki akses akan tertinggal.
Untuk mengatasi kesenjangan dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, investasi perkotaan harus diarahkan pada sektor-sektor yang tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif. Beberapa area investasi strategis yang relevan untuk Kota Jambi meliputi:
- Infrastruktur Pintar (Smart Infrastructure): Investasi di bidang teknologi seperti transportasi cerdas, jaringan energi pintar (smart grid), dan sistem manajemen limbah berbasis IoT dapat meningkatkan efisiensi kota secara drastis, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kualitas hidup warga.
- Pengembangan Ekonomi Digital dan Kreatif: Kota dapat menarik investasi dengan membangun ekosistem yang mendukung startup teknologi, industri kreatif, dan kewirausahaan. Fasilitas seperti co-working space, inkubator bisnis, dan akses ke pendanaan awal (seed funding) sangat vital untuk memicu pertumbuhan di sektor ini. Analisis faktor-faktor investasi menunjukkan bahwa keberhasilan suatu wilayah dalam menarik investasi sangat bergantung pada sejauh mana ia dapat beradaptasi dengan tren global dan kebutuhan investor yang terus berubah, termasuk dari generasi milenial dan Gen Z.
- Revitalisasi Kawasan dan Ruang Publik: Investasi dalam meremajakan area-area yang terbengkalai atau menciptakan ruang publik yang berkualitas (taman, plaza, jalur pejalan kaki) dapat meningkatkan nilai properti, menarik bisnis, dan memperkuat identitas kota. Ruang publik yang hidup juga mendorong interaksi sosial dan kesehatan mental masyarakat.
- Infrastruktur Hijau: Seiring dengan isu perubahan iklim, investasi pada infrastruktur hijau seperti ruang terbuka hijau, sistem drainasi alami, dan bangunan ramah lingkungan (green building) tidak hanya memperbaiki kualitas lingkungan tetapi juga menciptakan ketahanan kota terhadap bencana alam seperti banjir dan panas ekstrem.
Arah Kebijakan dan Rekomendasi untuk Pertumbuhan Inklusif
Data ekonomi makro BPS Jambi menunjukkan sinyal positif. NTP yang naik, surplus neraca perdagangan, dan peningkatan TPK hotel adalah bukti bahwa ekonomi Jambi berada di jalur yang benar. Namun, data deflasi di Kota Jambi dan penurunan NTP di beberapa subsektor pertanian adalah peringatan bahwa pertumbuhan ini tidak merata. Untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi kesenjangan, beberapa langkah perlu dipertimbangkan:
Diversifikasi Investasi: Pemerintah dan swasta perlu mendorong investasi tidak hanya di sektor unggulan seperti pertambangan, tetapi juga di sektor-sektor yang melibatkan banyak masyarakat, seperti pertanian, perikanan, dan industri kreatif. Peningkatan NTP pada subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat dapat menjadi momentum untuk memperkuat investasi di sektor ini, misalnya dengan memberikan insentif atau pendampingan bagi petani.
Peningkatan Akses Permodalan dan Pelatihan: Skema pembiayaan yang mudah diakses dan program pelatihan kewirausahaan harus diperkuat, khususnya bagi pelaku UMKM di seluruh Jambi. Hal ini akan memberdayakan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi.
Penguatan Kolaborasi Multisektor: Kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, dan komunitas harus ditingkatkan. Contohnya, sinergi antara universitas dan pelaku bisnis dapat menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar, sementara kerja sama pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan kebijakan yang pro-rakyat.
Fokus pada Pemerataan Pembangunan: Pertumbuhan ekonomi harus diarahkan tidak hanya pada peningkatan PDRB, tetapi juga pada distribusi kesejahteraan yang merata. Investasi infrastruktur dan program sosial harus difokuskan pada daerah-daerah yang masih tertinggal untuk memastikan semua masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama.
Kesimpulan
Menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Kota Jambi adalah tugas kolaboratif yang membutuhkan visi dan eksekusi yang terencana. Melalui optimalisasi peran pemerintah, sinergi antar pemangku kepentingan, dan pemanfaatan investasi publik sebagai pemicu, Kota Jambi dapat membangun fondasi yang kokoh. Dengan fokus pada sektor-sektor strategis seperti ekonomi kreatif dan memahami faktor-faktor investasi yang relevan, kota ini dapat menarik modal yang tidak hanya meningkatkan PDB, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inovatif dan inklusif. Singkatnya, kolaborasi dan investasi bukan hanya slogan, melainkan strategi mutlak untuk memastikan Jambi mencapai potensi ekonomi penuhnya.
Data Pustaka:
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jambi. (2023). Jambi dalam Angka.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jambi. (2025, Agustus). Data Makroekonomi Provinsi Jambi.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. (2021). Pola Pembangunan Nasional: Model Sinergi Investasi dan Kolaborasi Stakeholder.Pemerintah Kota Jambi. (2022). Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Bidang Perekonomian.
Porter, M. E. (2019). The Competitive Advantage of Nations. New York: Free Press.
Smith, J. & Lee, M. (2020). Understanding Modern Investment: The Role of Millennials in Economic.
World Bank Group. (2021). Doing Business Report: Indonesia Profile.