Sri Mulyani Soroti Gaji Guru dan Dosen yang Masih Rendah

Zonabrita.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia. Dalam sebuah acara diskusi, Sri Mulyani mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ini, yang menurutnya tidak sebanding dengan peran strategis mereka dalam mencerdaskan bangsa. Ia bahkan mempertanyakan peran negara dalam menjamin kesejahteraan para pendidik. Hal ini ia sampaikan dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia yang digelar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8/2025).

​”Gaji guru dan dosen kita, kalau dilihat dari standar internasional, masih sangat rendah. Padahal, merekalah yang membentuk generasi penerus bangsa,” ujar Sri Mulyani. “Ini menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, sejauh mana negara telah hadir untuk memberikan penghargaan yang layak bagi para pahlawan tanpa tanda jasa ini?”

​Sri Mulyani menjelaskan bahwa rendahnya gaji guru dan dosen berpotensi menurunkan minat generasi muda untuk berkarier di bidang pendidikan. Hal ini, pada gilirannya, dapat berdampak pada kualitas pendidikan nasional secara keseluruhan. Meskipun pemerintah telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari total belanja negara yang tahun ini mencapai sekitar Rp724,3 triliun kenyataannya penghargaan finansial terhadap para pendidik masih belum mencukupi.

“Apakah semuanya harus ditanggung oleh negara? Atau bisakah masyarakat ikut berperan mendukung dunia pendidikan?” ucap Sri Mulyani di hadapan peserta konvensi, seperti dikutip dari berbagai sumber.

mengungkapkan, alokasi anggaran tersebut telah mencakup berbagai program mulai dari KIP Kuliah, BOS, BOPTN, beasiswa LPDP, hingga digitalisasi sekolah dan makan bergizi gratis. Namun, kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik dinilai masih belum mencerminkan proporsi anggaran yang besar tersebut.

Sejak 2009, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga telah membentuk Dana Abadi Pendidikan yang kini menjadi salah satu instrumen utama dalam menjamin keberlanjutan pembiayaan sektor ini.

Sri Mulyani menekankan pentingnya diskusi terbuka soal model pembiayaan pendidikan di masa depan, termasuk mengenai peran non-negara dalam mendorong kualitas pendidikan.

“Kalau semua dibiayai oleh negara, apakah sustainable? Ini yang harus kita pikirkan bersama,” tegasnya. (*)

."width="300px"

Sumber: Update Nusantara