Zonabrita.com – Berbagai dari rangkaian perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Pekanbaru, Forum Pemimpin Redaksi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) se-Indonesia bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers SMSI Provinsi Riau menggelar diskusi bertajuk ‘Integritas Pers dan Kekerasan pada Wartawan’ pada Jumat (7/2/2025).
Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dunia pers, seperti Ketua Umum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang, Sekjen PWI Pusat Wina Armada Sukardi, Ketua Forum Pemred SMSI Dar Edi Yoga, serta mantan Ketua Umum PWI Pusat Periode 2018-2024 Atal S. Depari. Diskusi ini juga dihadiri delegasi dari berbagai daerah PWI se-Indonesia.
Direktur Satgas Anti Kekerasan PWI, Edison Siahaan, menegaskan bahwa wartawan tidak perlu gentar menghadapi ancaman kekerasan jika bekerja sesuai dengan Undang-Undang Pers.
“Undang-undang mengatakan bahwa barang siapa melakukan kekerasan terhadap wartawan dengan sengaja dan tanpa hak, akan dikenakan sanksi. Wartawan memiliki hak yang dijamin oleh undang-undang, jadi tidak perlu cemas atau takut dengan UU ITE. Wartawan harus piawai dalam menghadapi intimidasi dan kekerasan, serta bisa menyelamatkan diri dan korban-korban kekerasan lainnya,” ujar Edison.
Rudi Pardede, seorang praktisi media dan pengacara, mengingatkan pentingnya profesionalisme dalam dunia jurnalistik.
“Wartawan harus menjaga integritas, karena itulah yang akan memastikan bahwa media tetap dihargai oleh masyarakat. Kita harus terus menjaga objektivitas dan profesionalisme dalam pemberitaan meski berbagai tekanan datang,” kata Rudi.
Sementara itu, Ilham Bintang, Ketua Dewan Penasehat SMSI dan jurnalis senior, menekankan pentingnya menjunjung tinggi prinsip dasar jurnalisme.
“Prinsip kerja jurnalistik yang universal adalah membuka apa yang ditutup oleh orang lain. Karena itulah, banyak aturan dalam jurnalisme yang dibuat untuk memastikan kita tetap berintegritas. Tidak perlu takut berintegritas meski ujian besar datang, karena prinsipnya, wartawan yang berintegritas tidak akan kehilangan apa-apa,” ungkap Ilham.
Forum ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat komitmen dalam perlindungan wartawan serta meningkatkan kesadaran akan etika dan profesionalisme pers. Melalui diskusi ini, diharapkan wartawan semakin memahami peran mereka sebagai agen perubahan yang berintegritas, dan tetap memperjuangkan kebebasan pers tanpa takut menghadapi ancaman atau kekerasan.(***)
Sumber: visi news