Oleh; H. Ibnu Ziady MZ,.ST.,MH., IAI
Zonabrita.com – Banjir yang dalam beberapa waktu belakangan kerap melanda di berbagai kawasan dalam Kota Jambi sudah masuk dalam kategori mengkuatirkan, karena intensitas kejadian dan luasan terdampaknya semakin meningkat sehingga berdampak significan terhadap aktivitas. Masyarakat terutama yang sangat dirasakan ketika kejadian banjir yang bersamaan dengan hari raya Idul Fitri beberapa waktu yang lalu.
Pembangunan infrastruktur partisipatif dalam penanganan banjir di Kota Jambi sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Pendekatan ini melibatkan keterlibatan langsung dari masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak terkait dalam merancang, mengimplementasikan, serta memelihara infrastruktur yang berfungsi mengurangi dampak banjir.
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil dalam pembangunan infrastruktur partisipatif di Kota Jambi untuk menangani banjir:
- Pemetaan Masalah dan Identifikasi, Kebutuhan Masyarakat Survei dan Diskusi Masyarakat: Mengajak masyarakat untuk terlibat dalam diskusi dan survei mengenai masalah banjir yang mereka hadapi. Ini bisa dilakukan melalui forum warga, pertemuan komunitas, atau kelompok diskusi yang mewakili berbagai segmen masyarakat. Identifikasi Titik Rawan Banjir: Bersama-sama dengan masyarakat, pemerintah dapat memetakan daerah-daerah rawan banjir dan mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan banjir, seperti buruknya drainase, penggundulan hutan, atau pembangunan yang tidak terkontrol.
- Desain Infrastruktur Berbasis Kearifan Lokal, Infrastruktur Hijau dan Ramah Lingkungan: Membangun sistem drainase yang mempertimbangkan kearifan lokal, seperti pembuatan saluran air yang terintegrasi dengan taman atau ruang terbuka hijau (RTH). Selain itu, masyarakat dapat dilibatkan dalam penghijauan di sekitar saluran air atau pembangunan kolam retensi berbasis masyarakat. Sistem Resapan Air (Rainwater Harvesting): Menggunakan teknologi pengumpulan air hujan yang dapat diterapkan di rumah-rumah dan fasilitas publik. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mendesain dan mengelola sistem ini untuk mengurangi beban pada saluran drainase.
- Pengelolaan Drainase secara Bersama, Peningkatan Infrastruktur Drainase: Mengajak masyarakat untuk turut serta dalam pemeliharaan dan perbaikan saluran drainase yang ada. Masyarakat dapat dilibatkan dalam kegiatan gotong royong untuk membersihkan saluran air dan memastikan bahwa sistem drainase tidak tersumbat. Penyuluhan tentang Pengelolaan Sampah: Salah satu penyebab utama banjir di perkotaan adalah penyumbatan drainase akibat sampah. Melalui program partisipatif, masyarakat dapat diberdayakan untuk mengurangi sampah dan memisahkan sampah organik serta non-organik.
- Pembangunan Infrastruktur Penampung Air dan Kolam Retensi, Kolam Retensi Komunal, Pembangunan kolam retensi yang melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pemeliharaan. Kolam retensi ini dapat berfungsi untuk menampung air hujan berlebih dan mengurangi risiko banjir saat hujan deras. Proyek ini bisa didanai secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Pembuatan Tanggul atau Temuan Sumber Air Alam: Masyarakat bisa dilibatkan dalam pengelolaan tanggul atau sumber daya alam lain yang dapat mengatur aliran sungai dan mencegah banjir di area rawan.
- Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Infrastruktur Pelatihan dan Edukasi, Masyarakat perlu dilatih tentang cara merawat infrastruktur yang dibangun. Ini dapat dilakukan melalui program edukasi mengenai pengelolaan drainase, penggunaan sistem resapan air, dan cara-cara menangani bencana banjir. Kelompok Masyarakat Pengelola Infrastruktur: Membentuk kelompok masyarakat yang bertanggung jawab terhadap perawatan dan pengawasan infrastruktur banjir, seperti saluran drainase, tanggul, atau kolam retensi.
- Kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, dan Komunitas Pendanaan Bersama, Pemerintah Kota Jambi dapat bekerja sama dengan sektor swasta dan komunitas dalam pendanaan proyek infrastruktur banjir. Ini bisa dilakukan melalui skema pembiayaan yang melibatkan kontribusi masyarakat dalam bentuk tenaga atau dukungan finansial, dan partisipasi sektor swasta melalui CSR (Corporate Social Responsibility). Keterlibatan Sektor Swasta dalam Teknologi: Sektor swasta dapat berperan dalam penyediaan teknologi yang tepat guna untuk penanganan banjir, seperti perangkat pemantauan sistem drainase berbasis IoT (Internet of Things) yang dapat melibatkan masyarakat dalam pemantauan.
- Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan Pemantauan Bersama, Pemerintah bersama masyarakat dapat melakukan pemantauan berkala terhadap kinerja infrastruktur pengendalian banjir. Ini termasuk pengecekan rutin terhadap kondisi saluran drainase, kolam retensi, dan keberlanjutan program-program lainnya. Evaluasi Partisipatif: Melibatkan masyarakat dalam evaluasi untuk melihat apakah infrastruktur yang dibangun benar-benar efektif dalam mengurangi banjir. Umpan balik dari masyarakat dapat membantu perbaikan di masa depan.
- Membangun Kesadaran dan Kepedulian terhadap Perubahan Iklim Pendidikan tentang Perubahan Iklim, Mengedukasi masyarakat mengenai dampak perubahan iklim terhadap curah hujan dan banjir. Kesadaran ini dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam menjaga infrastruktur dan mengadopsi perilaku ramah lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap pembangunan infrastruktur, mulai dari perencanaan, implementasi, hingga pemeliharaan, penanganan banjir di Kota Jambi dapat lebih efektif dan berkelanjutan. Pendekatan partisipatif ini juga akan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan sekitar mereka.
Pola Penanganan secara holistic
Penanganan banjir perkotaan secara holistik dan terukur memerlukan pendekatan yang melibatkan berbagai aspek dan pemangku kepentingan. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam penanganan banjir perkotaan yang holistik dan terukur:
- Perencanaan Tata Ruang yang Berkelanjutan, Mengintegrasikan perencanaan tata ruang dengan upaya pengelolaan risiko banjir. Hal ini melibatkan pembatasan pembangunan di daerah rawan banjir dan menjaga fungsi alami resapan air, seperti area hijau dan ruang terbuka hijau (RTH). Penataan ulang penggunaan lahan di kawasan yang sering terdampak banjir untuk mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar.
- Infrastruktur Pengendalian Banjir yang efisien, Saluran Drainase yang Memadai: Meningkatkan dan memperbaiki sistem drainase perkotaan untuk memperlancar aliran air dan mencegah genangan. Pembangunan Waduk atau Retensi: Membangun fasilitas penampung air, seperti waduk atau kolam retensi, untuk mengurangi debit air yang berlebihan saat hujan deras. Pemeliharaan dan Pembersihan Rutin: Pemeliharaan dan pembersihan saluran air secara berkala untuk mencegah penyumbatan yang dapat memperburuk banjir.
- Pengelolaan Sumber Daya Alam, Konservasi Daerah Hutan dan Laut, Melindungi hutan dan daerah resapan air lainnya untuk memastikan penyerapan air hujan yang optimal. Selain itu, pengelolaan sumber daya alam di hulu juga penting untuk mencegah banjir di hilir. Rehabilitasi Daerah Penyangga Sungai: Meningkatkan kualitas dan kapasitas daerah penyangga sungai atau bantaran sungai untuk menyerap air hujan.
- Pemanfaatan Teknologi untuk Pemantauan, Sistem Peringatan Dini, Penggunaan teknologi untuk sistem peringatan dini banjir, seperti sensor cuaca dan alat pemantauan debit air sungai secara real-time yang dapat memberikan informasi lebih awal kepada masyarakat dan pemerintah. Big Data dan GIS (Geographic Information System): Menggunakan data besar dan sistem informasi geografis untuk menganalisis pola curah hujan, aliran sungai, dan kerawanan banjir untuk membuat keputusan yang lebih terukur dan tepat.
- Keterlibatan Komunitas dan Edukasi, Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat, Menyediakan informasi dan pelatihan bagi masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi banjir, seperti cara membangun rumah tahan banjir, pengelolaan sampah, dan penggunaan lahan yang ramah lingkungan. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan: Mendorong masyarakat untuk aktif terlibat dalam pemeliharaan drainase, penghijauan, dan pengelolaan sampah.
- Pendekatan Multisektoral dan Kolaborasi, Kerja Sama Antar Instansi dan Pemerintah Daerah, Pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk merancang kebijakan, pendanaan, dan implementasi program pengendalian banjir yang lebih efektif. Pengelolaan Sumber Daya Secara Terintegrasi: Menggunakan pendekatan yang menggabungkan berbagai sektor, seperti lingkungan, infrastruktur, perencanaan kota, dan ekonomi untuk menciptakan solusi yang saling mendukung.
- Evaluasi dan Penyesuaian Berkala, Melakukan evaluasi berkala terhadap program penanganan banjir untuk mengetahui efektivitasnya dan melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi terkini, baik dari segi perubahan iklim maupun perubahan perkembangan kota. Dengan pendekatan yang holistik dan terukur, diharapkan penanganan banjir perkotaan dapat dilakukan secara efektif, mengurangi dampak sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
Penulis Adalah Arsitek/pemerhati Infrastruktur