Reorientasi SMA Titian Teras: Menjawab Tantangan Global, Jambi Butuh “Suara” Baru Kelas Dunia
Zonabrita.com – Sekolah Menengah Atas (SMA) hari ini tidak lagi sekadar ruang kelas, melainkan laboratorium masa depan bangsa yang menentukan daya saing generasi. Dalam konteks Jambi, SMA Titian Teras (SMA TT) selama ini menjadi simbol kebanggaan pendidikan daerah, lahir dari visi besar mencetak insan unggul yang siap berdialog dengan dunia.
Namun, di tengah akselerasi era global dan digital, muncul sebuah pertanyaan reflektif: “Halo SMA Titian Teras, mana suaramu lagi?”
Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Tenaga Ahli Gubernur Jambi, Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd., yang menilai sekolah unggulan kebanggaan Jambi ini menghadapi risiko terjebak dalam rutinitas administratif, sehingga gema prestasinya di panggung nasional dan global mulai meredup.
SMA Titian Teras resmi berdiri pada 14 Juli 1994, diinisiasi oleh Gubernur Jambi saat itu, H. Abdurrahman Sayoeti. Nama Titian Teras dipilih untuk melambangkan jembatan ilmu (Titian) yang kokoh (Teras) bagi putra-putri Jambi untuk menyeberang ke kancah dunia.
Sekolah semi-boarding yang berlokasi di Pijoan, Muaro Jambi, ini segera dikenal berkat kedisiplinan, religiusitas, dan prestasi akademik yang menonjol pada lima tahun pertamanya. Ambisi global sekolah ini mencapai puncaknya pada tahun 2006, ketika ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Visi awal SMA TT jelas: “Menjadi SMA unggulan berwawasan kebangsaan dan global yang menghasilkan lulusan beriman, berilmu, dan berdaya saing tinggi.” Sayangnya, setelah kebijakan RSBI dihapuskan pada 2013, spirit global itu mulai redup. Sekolah kini memerlukan gerakan rekonstruksi mendesak untuk mengembalikan ruh pendiriannya: menjadi gerbang Sumber Daya Manusia (SDM) Jambi menuju peradaban dunia.
Prof. Mukhtar Latif menegaskan, pendidikan unggul bukan sekadar fasilitas, melainkan tentang sistem nilai, visi, dan kepemimpinan yang solid. Ia mengutip Andreas Schleicher dari OECD, yang menyatakan bahwa “Sekolah unggul dunia adalah yang mampu menumbuhkan potensi setiap siswa menjadi kompetensi global.”
Rekonstruksi strategis SMA TT harus berpedoman pada pilar sekolah unggul dunia:
- Kepemimpinan Transformasional: Kepala sekolah wajib bertindak sebagai lead learner atau pemimpin pembelajaran yang menular (Leithwood, 2018).
- Kurikulum Global-Lokal: Kurikulum harus berorientasi pada competence, creativity, and character, memberi ruang bagi proyek lintas disiplin seperti yang diterapkan di Finlandia dan Singapura.
- Manajemen Adaptif: Pengambilan keputusan harus berbasis riset dan evaluasi (data-driven management), menghindari birokrasi kaku (OECD, 2018).
- Kesejahteraan dan Otonomi Guru: Guru harus diperlakukan sebagai profesi intelektual, didukung dengan pembiayaan dan kesempatan riset berstandar global.
SMA TT perlu mengadopsi prinsip yang dipegang sekolah unggul dunia: “Masuk emas, keluar berlian.” Ini menuntut rekrutmen siswa bukan hanya berdasarkan nilai akademik, melainkan potensi berpikir kritis, karakter, dan motivasi.
Dalam menghadapi Era Gen Z, digital, dan peradaban Islam modern, Prof. Mukhtar Latif mendorong SMA TT untuk menjadi “pabrik generasi dunia” anak Jambi yang berpikir seluas benua, tetapi berjiwa seindah akhlak.
Lulusan SMA TT harus menargetkan penerimaan di kampus-kampus top global, melampaui batas nasional:
- Amerika-Eropa: Harvard, Oxford, Cambridge, MIT.
- Asia Timur & Tenggara: University of Tokyo, KAIST, NUS, NTU.
- Timur Tengah & Dunia Islam: King Abdullah University of Science and Technology (KAUST) untuk riset AI, Qatar University, dan Al-Azhar University.
Untuk mencapai target ini, sekolah harus segera menciptakan Program Global Prep Track (GUPP) yang intensif melatih siswa dalam TOEFL/IELTS, Arabic proficiency, penulisan esai, dan riset mini. Siswa juga didorong menghasilkan karya dan inovasi global, seperti aplikasi digital atau riset publikasi internasional.
Alumni SMA TT harus menjadi Pemimpin Dunia dan Inovator Global seperti peneliti di KAUST, dosen di Oxford, atau diplomat muda di PBB. Pembentukan TT Global Network menjadi krusial untuk menyatukan alumni di Timur Tengah, Asia, Eropa, dan Amerika agar berfungsi sebagai mentor, sponsor beasiswa, dan duta sekolah.
Jika 100 lulusan Titian Teras tersebar di 20 negara, nama sekolah tersebut akan menembus peta pendidikan global sebagai “The Southeast Asia Global Boarding School.”
Profil Ideal Alumni SMA TT:
Mereka wajib menjadi:
- Thinker (rasional, ilmiah)
- Innovator (pencipta teknologi dan ide)
- Leader (pemimpin lintas budaya)
- Believer (berakhlak dan beretika Islam)
- Connector (penghubung dunia dan tanah kelahirannya)
Rekonstruksi SMA TT menuntut implementasi tujuh pilar utama:
- Visi 2035: Menjadi sekolah global berbasis nilai-nilai Islam dan budaya Jambi, pencetak SDM cerdas, kreatif, dan kompetitif dunia.
- Seleksi Ganda: Seleksi berbasis potensi dan karakter, diikuti pelatihan guru berstandar internasional.
- Integrasi Kurikulum: Mengintegrasikan STEAM – Islamic Leadership – Global Citizenship.
- Digitalisasi Total: Menggunakan Learning Analytics dan AI School Management untuk memantau capaian siswa secara presisi.
- Kemitraan Internasional: Berkolaborasi aktif dengan KAUST, NUS, Al-Azhar, dan Tokyo University.
- Kesejahteraan Guru: Memberi reward dan kesempatan riset ke luar negeri bagi guru yang inovatif.
- Jaringan Alumni Kuat: Memfungsikan alumni luar negeri sebagai mentor dan duta sekolah di setiap benua.
Penutup:
SMA Titian Teras bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan ide besar masa depan Jambi yang bermartabat di mata dunia. Kini, saatnya SMA TT kembali menjadi jembatan emas bagi anak-anak Jambi menuju universitas global dan peradaban dunia.
”Dari Pijoan menuju PBB, dari Jambi menuju Jeddah, dari pesan lokal menuju panggung global,” tutup Prof. Mukhtar Latif, menyerukan agar suara SMA TT kembali terdengar lantang sebagai simbol kebangkitan SDM Jambi. (Red)