Wali Kota Sibolga Hilang Kontak Sejak Terjebak Longsor di Sitahuis
Zonabrita.com – Wali Kota Sibolga, Akhmad Syukri Nazri Penarik, hilang kontak sejak Selasa siang (25/11/2025) setelah ia terjebak dalam bencana banjir dan tanah longsor di kawasan Sitahuis, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. Pesan singkat terakhir yang ia kirim menyebutkan bahwa ia tengah berjuang mencari sinyal di lokasi yang terisolasi.
Kawasan Sitahuis kini terputus total. Banjir dan longsor parah memutus akses jalan sekaligus melumpuhkan jaringan komunikasi di wilayah tersebut. Pihak-pihak terkait telah mengupayakan pencarian dan mencoba menghubungi Wali Kota, namun hingga berita ini diturunkan, hasilnya masih nihil.
Ketua DPP NasDem Teritorial Sumatera I (Sumut-Aceh), Bakhtiar Ahmad Sibarani, menjelaskan bahwa Syukri semula berada di Medan. Segera setelah ia mendengar kabar bencana banjir dan longsor melanda Tapanuli Tengah dan Sibolga, Syukri langsung bergegas kembali ke daerahnya.
“Senin malam dia (Syukri) dapat kabar curah hujan tinggi di Sibolga, lalu dari Medan langsung pulang ke Sibolga,” ujar Bakhtiar, dikutip dari iNews Medan, Jumat (28/11/2025).
Bakhtiar menambahkan, komunikasi terakhir yang ia terima dari Syukri terjadi pada Selasa pagi (25/11/2025). Wali Kota hanya dapat mengirim pesan singkat melalui WhatsApp (WA), sementara panggilan telepon yang mereka lakukan tidak ia respons.
Menurut Bakhtiar, dalam tangkapan layar percakapan yang ia tunjukkan, Syukri terakhir kali mengirim pesan sekitar pukul 11.10 WIB. Syukri menyatakan kondisinya yang terjebak di kawasan Sitahuis dan kesulitan menemukan jaringan komunikasi.
“Syukri mengirim pesan soal kondisi yang terjebak di Sitahuis, dan tidak ada jaringan di sana,” kata Bakhtiar.
Dalam pesannya, Syukri menjelaskan bahwa ia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Sibolga karena akses jalan tertutup total oleh banjir dan longsor. Jalan kembali menuju Tapanuli Utara pun tidak mungkin ia tembus akibat bencana serupa.
Menurut Bakhtiar, dalam tangkapan layar percakapan yang ia tunjukkan, Syukri terakhir kali mengirim pesan sekitar pukul 11.10 WIB. Syukri menyatakan kondisinya yang terjebak di kawasan Sitahuis dan kesulitan menemukan jaringan komunikasi.
“Syukri mengirim pesan soal kondisi yang terjebak di Sitahuis, dan tidak ada jaringan di sana,” kata Bakhtiar.
Pesan singkat itu menjadi komunikasi terakhir yang Bakhtiar terima sebelum keberadaan Wali Kota Sibolga benar-benar tidak bisa mereka pantau lagi. Upaya menghubungi nomor ponsel Syukri terus gagal sejak saat itu.
Keberadaan Wali Kota Sibolga kini semakin sulit dilacak secara pasti. Selain faktor geografis yang berat, wilayah Tapanuli Tengah dan Sibolga juga mengalami pemadaman listrik total di banyak titik. Jaringan seluler turut lumpuh, menyebabkan masyarakat di kawasan terdampak hampir tidak memiliki sarana komunikasi.
Bakhtiar menjelaskan, lambatnya perolehan informasi dari lokasi bencana disebabkan oleh ketiadaan jaringan.
“Saya baru bisa menghubungi keluarga di Tapteng setelah ada kerabat menggunakan Starlink. Makanya banyak informasi di media sosial berasal dari orang yang berada di luar wilayah atau punya akses Starlink,” ungkapnya.
Situasi ini menjelaskan mengapa informasi resmi dari wilayah terdampak kerap terlambat diterima publik. Sebagian besar kabar terkait banjir dan longsor di Tapanuli Tengah dan Sibolga, lanjut Bakhtiar, datang dari warga yang tersambung jaringan di luar zona blackout. (Red)










